Kamis, 02 Mei 2013

Langkah Awal Pelestarian Hutan

Bermula dari waktu kecil sering ikut tetangga jelajah hutan, timbul kesadaran akan menjaga hutan. Hal tersebut semakin besar setelah masuk kuliah di Fakultas Pertanian, Jurusan Agroteknologi Universitas Sebelas Maret, Solo. Ga pernah ada kata sia-sia dalam hidup ini, jauh menimba ilmu ke kota yang asing banget dan bahkan belum pernah dikunjungi. Disini belajar mengalah, memahami dan mengerti adat istiadat di kota orang, serta mengerti siapa diri kita sebenarnya. Di kota kecil ini banyak teman baru didapat, bahkan guru dan sosok orang tua.

Hutan adalah rumah bagi berjuta biodiversitas atau mahluk hidup yang hidup disana. Selain itu hutan sebagai penyedia oksigen terbesar didunia dan menjaga siklus air didalam tanah. Hutan juga memiliki keindahan tersendiri bagi orang yang melihatnya.
















Pertama kali masuk hutan bareng temen kecil dalam rangka perang-perangan, ya diri ini lahir sebagai anak desa, dekat hutan dan jauh dari kata kota. Tapi dari hal kecil ini aku dan teman-teman belajar banyak hingga bermimpi menciptakan desa yang setiap orang merasakan rasa bangga dan senang hidup di daerah yang bernama desa.

















Masih bareng temen-temen lama, yaa mereka juga menyumbang impian yang sedang aku bangun.
Hingga saat ini sudah banyak hutan di Idonesia yang aku kunjungi.
Hutan Saradan, yang pertama, berada di Jawa Timur ditumbuhi ribuan jati dan tanaman obat yang langka. Mengagumkan masih banyak orang-orang yang perduli akan kelestarian hutan.









Meskipun katanya angker hutan ini banyak memiliki keindahan dan keramahan masyarakatnya. Sangat menyenangkan bisa ikut menjaga kekayaan alam negri tercinta. Terlalu lelah jika harus mengomentari dan mencaci maki manusia yang merusak hutan, aku dan yang lainnya lebih ke praktek untuk tetap menjaga kelestarian hutan. Memberdayakan  pemuda sekitar kami menggalakan budidaya tanaman langka. Sehingga tanaman tersebut tidak punah.

Selanjutnya Hutan Sungai Wain di Balikpapan Kalimantan Timur. Hutan disana sudah semakin sedikit karena pelebaran kota dan aktifitas penanambangan, hutan yang masih ada hanya hutan-hutan lindung.








Balikpapan sangat central perannya meskipun bukan ibukota provinsi. Dekat dengan Airport, pelabuhan dan perkembangan industri serta perputaran uangnya cepat. Seharusnya masyarakat disana juga memperhatikan mengenai peran hutan dan ekosistem didalamnya. Aktifitas penambangan menimbulkan limbah kimia yang berbahaya.



Laut yang indah tak luput dari limbah pengeboran minyak.






Keindahan kota balikpapan dimalam hari, mengapa hutan dan lautnya tidak dirawat hingga apik seperti kotanya?












Tidak ada komentar:

Posting Komentar